Prabowo Subianto
Letnan Jenderal (Purn)
Prabowo Subianto Djojohadikusumo (lahir di
Jakarta,
17 Oktober 1951; umur 60 tahun) adalah seorang mantan Danjen
Kopassus, pengusaha dan politisi. Prabowo adalah calon presiden dalam pemilu presiden Republik Indonesia 2009 dari
Partai Gerakan Indonesia Raya (GERINDRA). Karena perolehan suara Partai Gerindra kurang dari 20%, Prabowo maju sebagai calon wakil presiden
Megawati Soekarnoputri. Saat ini Prabowo sedang bersiap untuk kembali maju sebagai calon presiden di pemilu presiden 2014.
Kehidupan pribadi
Anak dari begawan ekonomi Indonesia,
Soemitro Djojohadikusumo, ini menikah dengan
Titiek Prabowo, anak Presiden
Soeharto, akan tetapi bercerai setelah dicopot jabatannya oleh Presiden
Habibie melalui mantan Pangab
Wiranto karena keterlibatan oknum Kopassus dalam kasus penculikan sejumlah aktivis LSM dan pelanggaran HAM.
[1]
Prabowo juga adalah cucu dari
Raden Mas Margono Djojohadikusumo, pendiri
Bank Negara Indonesia dan
Ketua DPAS pertama dan anggota
BPUPKI.
Karir Militer Prabowo
Prabowo Subianto sering disebut sebagai seorang jendral
kontroversial. Prestasi, dan kontroversi Prabowo dimulai saat ia
mendaftarkan diri di
Akademi Militer Magelang pada tahun
1970. Lulus pada tahun
1974, tahun
1976 Prabowo dipercaya sebagai Komandan Pleton Para Komando Grup I Komando Pasukan Sandhi Yudha (
Kopassandha) dan ditugaskan sebagai bagian dari operasi
Tim Nanggala di
Timor Timur.
Operasi Pembunuhan Presiden Fretilin Nicolau Lobato
Pada bulan
Desember 1978, Kapten Prabowo memimpin pasukan Den 28
Kopassus yang ditugaskan untuk membunuh pendiri dan wakil ketua
Fretilin, yang pada saat itu juga menjabat sebagai Perdana Menteri pertama
Timor Leste,
Nicolau dos Reis Lobato. Lobato tewas setelah tertembak di perut saat bertempur di lembah
Mindelo, pada tanggal
31 Desember 1978. Karena prestasi ini, Prabowo mendapatkan kenaikan pangkat.
Setelah kembali dari Timor Timur, karir militernya Prabowo terus melejit. Pada tahun
1983, Prabowo dipercaya sebagai Wakil Komandan Detasemen 81 Penanggulangan Teros (Gultor) Komando Pasukan Khusus TNI AD (
Kopassus). Setelah menyelesaikan pelatihan "Special Forces Officer Course" di
Fort Benning,
Amerika Serikat, Prabowo diberi tanggungjawab sebagai Komandan Batalyon Infanteri Lintas Udara.
Operasi Pembebasan Sandera Mapenduma
Pada tahun
1996, Komandan Kopassus Prabowo Subianto memimpin
operasi pembebasan sandera Mapenduma. Operasi ini berhasil menyelamatkan nyawa 10 dari 12 peneliti
Ekspediti Lorentz '95 yang disekap oleh
Organisasi Papua Merdeka.
5 orang yang disandera adalah peneliti biologi asal Indonesia,
sedangkan 7 sandera lainnya adalah peneliti dari Inggris, Belanda dan
Jerman
[2]..
Ekspedisi Gunung Everest
Pada tanggal
26 April 1997,
Tim Nasional Indonesia ke Puncak Everest berhasil mengibarkan bendera
merah putih di puncak tertinggi dunia setelah mendaki melalui jalur
selatan
Nepal. Tim yang terdiri dari anggota
Kopassus,
Wanadri,
FPTI, dan
Mapala UI ini diprakarsai oleh Komandan Jendral
Kopassus, Mayor Jendral
TNI Prabowo Subianto
[3]. Ekspedisi dimulai pada tanggal
12 Maret 1997 dari
Phakding,
Nepal.
Keberhasilan ekspedisi ini menjadikan Indonesia negara pertama dari kawasan tropis, sekaligus juga negara di
Asia Tenggara pertama yang mencatat sukses menggapai puncak Everest
[4].
Kontroversi dan Dugaan Pelanggaran HAM
Dugaan Percobaan Penculikan Petinggi Militer
Pada tahun
1983,
kala itu masih berpangkat Kapten, Prabowo diduga pernah mencoba
melakukan upaya penculikan sejumlah petinggi militer, termasuk Jendral
LB Moerdani[5], namun upaya ini digagalkan oleh Mayor
Luhut Panjaitan, Komandan Den 81/Antiteror
[6]. Prabowo sendiri adalah wakil Luhut saat itu.
Dugaan Pelanggaran HAM di Timor Timur
Pada tahun 1990-an, Prabowo diduga terkait dengan sejumlah kasus
pelanggaran HAM di Timor Timur. Pada tahun 1995, ia diduga menggerakkan
pasukan ilegal yang melancarkan aksi teror ke warga sipil
[7]. Peristiwa ini membuat Prabowo nyaris baku hantam dengan Komandan Korem
Timor Timur saat itu, Kolonel Inf
Kiki Sjahnakrie, di kantor Pangdam IX Udayana. Sejumlah lembaga internasional menuntut agar kasus ini dituntaskan
[8]. Menurut pakar hukum
Adnan Buyung Nasution, kasus ini belum selesai secara hukum karena belum pernah diadakan pemeriksaan menurut hukum pidana
[9].
Dugaan Penculikan Aktivis Demokrasi
Pada tahun
1997, Prabowo diduga mendalangi
penculikan dan penghilangan paksa terhadap sejumlah aktivis pro-Reformasi
[10]. Setidaknya 14 orang, termasuk seniman 'Teater Rakyat'
Widji Thukul, aktivis
Herman Hendrawan, dan
Petrus Bima masih hilang dan belum ditemukan hingga sekarang. Mereka diyakini sudah meninggal.
[11]. Prabowo sendiri mengakui memerintahkan
Tim Mawar untuk mengeksekusi operasi tersebut
[12]. Namun demikian, Prabowo belum diadili atas kasus tersebut hingga sekarang walau anggota
Tim Mawar
sudah dijebloskan ke penjara. Para korban dan keluarga korban juga sama
sekali belum memaafkannya dan masih terus melanjutkan upaya hukum.
Sebagian berupaya menuntut keadilan dengan mengadakan aksi 'diam hitam
kamisan', aksi demonstrasi diam di depan Istana Negara setiap hari Kamis
[13].
Dugaan Kerusuhan Mei 1998
Prabowo juga diduga kuat mendalangi
Kerusuhan Mei 1998 berdasar temuan Tim Gabungan Pencari Fakta.
[14][15]. Dugaan motifnya adalah untuk mendiskreditkan rivalnya Pangab
Wiranto, untuk menyerang etnis minoritas, dan untuk mendapat simpati dan wewenang lebih dari
Soeharto bila kelak ia mampu memadamkan kerusuhan
[16].
Dugaan Kudeta
Juga pada Mei
1998, menurut kesaksian Presiden
Habibie dan purnawirawan
Sintong Panjaitan[17], Prabowo melakukan insubordinasi dan berupaya menggerakkan tentara ke Jakarta dan sekitar kediaman
Habibie untuk kudeta. Karena insubordinasi tersebut ia diberhentikan dari posisinya sebagai
Kostrad oleh
Wiranto atas instruksi
Habibie.
Masalah utama dari kesaksian
Habibie ialah bahwa sebenarnya, pasukan-pasukan yang mengawal rumahnya adalah atas perintah
Wiranto, bukan Prabowo. Pada briefing komando tanggal
14 Mei 1998, panglima ABRI mengarahkan
Kopassus mengawal rumah-rumah presiden dan wakil presiden. Perintah-perintah ini diperkuat secara tertulis pada tanggal
17 Mei 1998 kepada komandan-komandan senior, termasuk
Sjafrie Sjamsoeddin, Pangdam Jaya pada waktu itu.
Prabowo yakin ia bisa saja melancarkan kudeta pada hari-hari
kerusuhan di bulan Mei itu. Tetapi yang penting baginya ia tidak
melakukannya. “Keputusan memecat saya adalah sah,” katanya. “Saya tahu,
banyak di antara prajurit saya akan melakukan apa yang saya perintahkan.
Tetapi saya tidak mau mereka mati berjuang demi jabatan saya. Saya
ingin menunjukkan bahwa saya menempatkan kebaikan bagi negeri saya dan
rakyat di atas posisi saya sendiri. Saya adalah seorang prajurit yang
setia. Setia kepada negara, setia kepada republik”
[18].
Sepak Terjang Prabowo di Dunia Usaha
Setelah meninggalkan karier militernya, Prabowo memilih untuk mengikuti karier adiknya
Hashim Djojohadikusumo, menjadi pengusaha. Karir Prabowo sebagai pengusaha dimulai dengan membeli
Kiani Kertas, perusahaan pengelola pabrik kertas yang berlokasi di
Mangkajang,
Kalimantan Timur. Sebelumnya,
Kiani Kertas dimiliki oleh
Bob Hasan, pengusaha yang dekat dengan Presiden
Suharto[19]. Prabowo membeli
Kiani Kertas menggunakan pinjaman senilai Rp. 1,8 triliun dari
Bank Mandiri[20].
Selain mengelola
Kiani Kertas, yang namanya diganti oleh Prabowo menjadi
Kertas Nusantara, kelompok perusahaan
Nusantara Group
yang dimiliki oleh Prabowo juga menguasai 27 perusahaan di dalam dan
luar negeri. Usaha-usaha yang dimiliki oleh Prabowo bergerak di bidang
perkebunan, tambang, kelapa sawit, dan batu bara
[21].
Banyak kalangan menilai, Prabowo cukup sukses dalam berusaha. Pada
Pilpres 2009, Prabowo ialah cawapres terkaya, dengan total asset sebesar Rp 1,579 Triliun dan US$ 7,57 juta
[22], termasuk 84 ekor kuda istimewa yang sebagian harganya mencapai 3 Milyar per ekor serta sejumlah mobil mewah seperti
BMW 750Li dan
Mercedes Benz E300
[23]. Kekayaannya ini besarnya berlipat 160 kali dari kekayaan yang dia laporkan pada tahun
2003. Kala itu ia hanya melaporkan kekayaan sebesar 10,153 Milyar
[24]
Karir Politik Prabowo
Pemilu 2004
Prabowo memulai kembali karir politiknya dengan mencalonkan diri sebagai calon presiden dari Partai
Golkar pada Konvesi Capres Golkar 2004. Untuk pencalonan ini, tim suksesnya khusus menyewa Alex Castinallos, konsultan kampanye
Partai Republik Amerika Serikat yang berhasil mendudukkan
George W Bush di Gedung Putih dan konsultan media iklan TV, David Axelrod
[25]. Meski lolos sampai putaran akhir, akhirnya Prabowo kandas di tengah jalan. Ia kalah suara oleh
Wiranto.
Tanggal
5 Desember 2004 dia terpilih sebagai ketua umum
HKTI mengalahkan
Setiawan Jodi dan
Ja'far Hafsah[26][27].
Pemilu 2009
Pada bulan Mei 2008 Prabowo gencar tampil di televisi dalam bentuk iklan layanan masyarakat yang disponsori oleh
HKTI,
sebuah kelompok tani Indonesia yang digunakannya sebagai mesin politik
untuk Pilpres 2009, sebagai ketua umum organisasi tersebut dengan pesan
untuk menggunakan produk dalam negeri. Pada 9 Mei 2008
Partai Gerindra
menyatakan keinginannya untuk mencalonkan Prabowo menjadi calon
presiden pada Pemilu 2009 saat mereka menyerahkan berkas pendaftaran
untuk ikut Pemilu 2009 pada KPU
[28]. Namun belakangan, setelah proses tawarmenawar yang alot, akhirnya Prabowo bersedia menjadi calon wakil presiden
Megawati Soekarnoputri. Keduanya mengambil motto 'Mega-Pro'. Keduanya juga telah menyelesaikan persyaratan administratif
KPU dan berkas laporan kekayaan ke
KPK.
Deklarasi Mega-Prabowo dilaksanakan di tempat pembuangan sampah Bantar Gebang,
Bekasi,
Jawa Barat[29]. Sekalipun diset "merakyat", deklarasi ini menghabiskan ongkos Rp 962 juta.
[30] . Deklarasi ini juga mendapat resistensi sejumlah organisasi pembela
Hak Asasi Manusia yang berencana akan berunjuk rasa di sejumlah tempat.
[30]
Dalam berbagai iklan dan kampanyenya, pasangan Mega-Prabowo mengusung konsep 'Ekonomi Kerakyatan'.
Walau terdengar manis, sejumlah kritik pun dilayangkan pada konsep ekonomi ini. Sebagian menganggapnya sebagai
Ekonomi Komando yang selain otoriter juga sudah pernah dicoba di era
Soekarno dan gagal, terbukti kenaikan harga dan inflasi 650% per tahun dan kelaparan terjadi di sejumlah tempat
[31][32].
Sebagian lagi menganggap konsep ini sekedar 'Kerakyat-rakyatan', karena
'Ekonomi Kerakyatan' sudah pernah dicoba dua kali, pertama tahun
1993-
1998 melalui
Bappenas, dan kedua tahun
1998 melalui
Kementrian Koperasi dan UKM. Dua-duanya dinilai gagal menyejahterakan rakyat dan justru menyebabkan kredit macet. Dalam
Pemilu 1999 PDIP dan
Megawati juga berjanji 'membela wong cilik'
[33][34].
Hasil hitung cepat beberapa lembaga survei, yakni
LSI(Lembaga),
LSI(Lingkaran),
LP3ES,
Puskaptis,
CIRUS,
LRI, dan Quick Count
Metro TV, memprediksi pasangan Megawati-Prabowo kalah telak dari pasangan
SBY-
Boediono, dan
Pemilu Presiden 2009 berakhir dalam satu putaran. Hasil
Perhitungan Manual KPU yang diumumkan 25 Juli 2009 tak jauh berbeda dengan hasil hitung cepat.
Megawati
dan Prabowo tidak hadir dalam acara penetapan hasil tersebut meski UU
No.42 Tahun 2008 Tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden
mengamanatkan bagi tiap pasangan calon untuk hadir dalam penetapan hasil
Pilpres
[35]. Dua pasangan lainnya,
JK-
Wiranto dan
SBY-
Boediono hadir dalam acara ini. Pasangan Megawati-Prabowo menolak hasil Pemilu ini dan masih melakukan gugatan hukum ke
Mahkamah Konstitusi.
Pemilu 2014
Partai Gerakan Indonesia Raya telah menyatakan akan mengusung Prabowo sebagai calon presiden pada pemilihan presiden 2014
[36]. Prabowo sendiri sudah menyatakan kesediaannya untuk dicalonkan sebagai presiden, jika mendapat dukungan dari rakyat
[37].
Walaupun beberapa lembaga survei mencatat elektabilitas Prabowo tertinggi dibandingkan dengan calon-calon presiden lainnya
[38], tidak sedikit pengamat politik yang meyakini kalau langkah Prabowo akan terganjal elektabilitas
Partai Gerakan Indonesia Raya yang masih sangat rendah
[39]. Namun, poitisi senior
Permadi mengatakan,
Megawati Soekarnoputri berjanji akan mencalonkan Prabowo sebagai presiden pada pemilihan presiden 2014
[40].
Gelar Kehormatan
Marga Lumban Tobing
Pada tanggal
17 Juni 2009, Prabowo dinyatakan sebagai anggota marga Lumban Tobing. Selain Prabowo, adik kandung Prabowo,
Hashim Djojohadikusumo juga diterima sebagai anggota marga tersebut
[41].
Penganugerahan marga tersebut difasilitasi oleh Persatuan Punguan
Siraja Lumban Tobing (PPSLB) dan berlangsung di Danau Toba Convention
Center,
Medan[42].
Gelar Adat Tongkonan
Pada tanggal
28 Desember 2011, Prabowo menerima gelar adat Tongkonan dari masyarakat adat desa
Siguntu,
Rantepao,
Toraja Utara[43]. Pemberian gelar adat yang dibarengi dengan pesta duka
Rambu Solo disaksikan oleh Gubernur Sulsel
Syahrul Yasin Limpo, Wakil Gubernur Sulsel
Agus Arifin Nu`mang, Panglima Kodam VII/Wirabuana Mayjen
Muhammad Nizam, Bupati Tanah Toraja
Theofillus Allorerung, Bupati Toraja Utara
Frederik Batti Sorring beserta ribuan warga setempat.
Pranala luar
Rujukan
- ^ (Indonesia) "Letjen Prabowo Dicopot ", (Banjarmasin Post). Diakses pada 8 Mei 2008.
- ^ Mapenduma, , "Membebaskan Sandera Cara Mapenduma ", Tempo Interaktif, 12 Januari 2004. Diakses pada 28 Desember 2011.
- ^ http://www.kopassus.mil.id/page.php?lang=id&menu=page_view&page_id=86
- ^ Di Puncak Himalaya Merah Putih Kukibarkan, Dr Nasir Tamara et al, 1997
- ^ Subroto, Hendro. PERJALANAN SEORANG PRAJURIT PARA KOMANDO. 2009. Kepustakaan Populer Gramedia, Jakarta.
- ^ http://hariansib.com/2009/03/gagalkan-penculikan-jenderal-luhut-layak-dapat-bintang/
- ^ http://laleristana.dagdigdug.com/2009/02/09/siar-xpos-prabowo-come-back/
- ^ http://www.etan.org/et/1998/november/1-7/04prosec.htm
- ^ http://www.rnw.nl/id/bahasa-indonesia/article/buyung-nasution-kasus-ham-prabowo-belum-selesai
- ^ (Indonesia) Agus Supriyanto. "Prabowo dan Sjafrie Tak Penuhi Panggilan Komnas HAM ", (tempointeraktif), 3 Juni 2012. Diakses pada 7 oktober 2008.
- ^ http://www.detiknews.com/read/2005/06/14/145425/381113/10/14-korban-penculikan-yang-diyakini-sudah-meninggal
- ^ (Indonesia) Komunitas Informasi Terbuka. "TIM MAWAR AKAN MENUNTUT BALAS ", (siarlist), 11 April 1999. Diakses pada 7 oktober 2008.
- ^ http://www.kontras.org/index.php?hal=kamisan
- ^ (Indonesia) Agus Supriyanto. "Prabowo dan Sjafrie Tak Penuhi Panggilan Komnas HAM ", (tempointeraktif), 3 Juni 2012. Diakses pada 7 oktober 2008.
- ^ Ester
Indahyani Jusuf, dkk. KERUSUHAN MEI 1998 – FAKTA, DATA&ANALISA.
2005. Jakarta. Kerjasama Solidaritas Nusa Bangda, APHI, dan TIFA.
- ^ Femi Adi Soempeno& AA Kunto A. PERANG PANGLIMA – SIAPA MENGKHIANATI SIAPA?. 2009. GALANG PRESS, Yogyakarta.
- ^ Subroto, Hendro. Sintong Panjaitan Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando.2009. Jakarta: KPG
- ^ http://adibsusila.blogspot.com/2008/07/buku-putih-prabowo.html
- ^ http://bisnis.vivanews.com/news/read/60541-pabrik_kertas_prabowo_terbesar_di_asean
- ^ http://www.kabarsaham.com/2011/kejagung-isyaratkan-sp3-kasus-pt-kiani-kertas.html
- ^ http://bisnis.vivanews.com/news/read/60541-pabrik_kertas_prabowo_terbesar_di_asean
- ^ http://mediacenter.kpu.go.id/berita/635-kpu-umumkan-harta-kekayaan-dan-dana-awal-kampanye-caprescawapres.html
- ^ http://indonesiamemilih.kompas.com/read/xml/2009/05/20/05460516/Alamak.Kuda.Prabowo.Harganya.Rp.3.Miliar
- ^ Syavira, Famega; Cheta Nilawaty, Tomi Aryanto, "Kekayaan Prabowo 1,7 Triliun ", Tempo Interaktif, 19 mei 2009. Diakses pada 27 januari 2010.
- ^ http://nasional.vivanews.com/news/read/1916-setelah_semedi_di_yordania
- ^ (Indonesia) Tempointeraktif. "Prabowo Ikut Bursa Calon Ketua HKTI ", (Tempointeraktif), 3 Desember 2004. Diakses pada 7 Oktober 2008.
- ^ (Indonesia) Himpunan Kerukunan Tani Indonesia. "Ketua Umum Prabowo Subianto". HKTI. Diakses pada 7 Oktober 2008.
- ^ (Indonesia) M. Rizal Maslan. "Datangi KPU, Partai Gerindra Usung Prabowo Sebagai Capres ", (Detik.com), 9 Mei 2008. Diakses pada 7 Oktober 2008.
- ^ http://nasional.kompas.com/read/xml/2009/05/18/13471323/deklarasi.mega-pro.24.mei.di.bantar.gebang
- ^ a b TMC; Rudi P, "Deklarasi Megawati-Prabowo Mengundang Demo ", Tempo Interaktif, 23 mei 2009. Diakses pada 27 januari 2010.
- ^ http://id.news.yahoo.com/dtik/20090608/tpl-kubu-sby-program-ekonomi-mega-prabow-b28636a.html
- ^ http://bisnis.vivanews.com/news/read/62629-_capres_jangan_eksperiman_sistem_ekonomi_
- ^ F Rahardi. Ekonomi Kerakyat-rakyatan. Opini. KOMPAS 28 Mei 2009.
- ^ http://adibsusilasiraj.blogspot.com/2009/06/ekonomi-kerakyat-rakyatan.html
- ^ Pramono, , "Tak Ada Sanksi Untuk Mega-Prabowo ", Tempo Interaktif, 25 Juli 2012. Diakses pada 27 Januari 2010.
- ^ http://politik.vivanews.com/news/read/198671-prabowo-pasti-maju-2014
- ^ http://www.tribunnews.com/2011/12/12/prabowo-siap-maju-capres-2014
- ^ http://www.rakyatmerdekaonline.com/read/2011/11/02/44373/Tidak-Ada-yang-Lebih-Tangguh-dari-Prabowo-
- ^ http://politik.vivanews.com/news/read/198848-ada-perjanjian-pdip-calonkan-prabowo-di-2014-
- ^ http://politik.vivanews.com/news/read/198848-ada-perjanjian-pdip-calonkan-prabowo-di-2014-
- ^ "Prabowo Resmi Sandang Marga Lumban Tobing ", KOMPAS, 17 Juni 2012. Diakses pada 22 Agustus 2010.
- ^ "Difasilitasi PPSLB, Prabowo Dikukuhkan Marga Lumban Tobing Nomor 15 Turunan Raja Sumurung ", Sinar Indonesia Baru, 18 Juni 2012. Diakses pada 22 Agustus 2010.
- ^ "Prabowo terima gelar adat Toraja ", Kantor Berita Antara, 28 Desember 2011. Diakses pada 29 Desember 2011.
[sembunyikan]
|
|
|
|
Keluarga |
Orang tua
|
Kertosudiro (ayah) dan Sukirah (ibu)
|
|
Pasangan dan saudara
|
|
|
Generasi ke-2
|
|
|
Generasi ke-3
|
Dandy Nugroho Hendro Maryanto (cucu) • Danty Indriastuti Purnamasari (cucu) • Danny Bimo Hendro Utomo (cucu) • Eno Sigit (cucu) • Fahmi David (cucu mantu) • Ari Sigit (cucu) • Panji (cucu) • Khirani Siti Hartina Trihatmodjo (cucu) • Dharma Mangkuluhur (cucu) • Gayanti Hutami (cucu) • Didiet Prabowo (cucu)
|
|
Generasi ke-4
|
|
|
|
|
Almameter |
SD Pedes • SMP Muhammadiyah
|
|
|