Tugas
terstruktur
makalah
antena dan propagasi
DISUSUN OLEH:
NAMA KELOMPOK:
1.AFRIZAL AMRI NO INDUK: 10177
2.DONI HENDRA P NO
INDUK: 10184
3.HENDRI SUYANTO NO INDUK:
4.TOFIK HIDAYAT NO
INDUK:
5.WAHYU SATRIADI NO
INDUK:
PROGRAM KEAHLIAN TEKNOLOGI
KOMUNIKASI DAN JARINGAN
Daftar
isi
·
Kata
pengantar………………………………………………………………………………………
·
Bab
I
·
Pendahuluan………………………………………………………………………………………….
·
Bab
II
·
Penjelasan
materi sejarah prekembangan dll……………………………………….
·
Bab
III
·
Penutup…………………………………………………………………………………………………
·
Kesimpulan……………………………………………………………………………………………
·
Saran
saran……………………………………………………………………………………………
·
Daftar
pustaka………………………………………………………………………………………
BAB I
· KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
berkenan memberi petunjuk dan kekuatan kepada penulis sehingga makalah,
“Teknologi Informasi dan Komunikasi” ini dapat diselesaikan.
Makalah ini disusun dan dibuat berdasarkan materi – materi yang ada. Materi –
materi bertujuan agar dapat menambah pengetahuan dan wawasan siswa dalam
belajar teknologi informasi dan komunikasi. Serta siswa juga dapat memahami
nilai – nilai dasar yang direfleksikan dalam berpikir dan bertindak.
Mudah-mudahan dengan mempelajari makalah ini, para siswa akan mampu menghadapi
masalah-masalah atau kesulitan-kesulitan yang timbul dalam belajar Teknologi
Infomasi dan Komunikasi. Dan dengan harapan semoga siswa mampu berinovasi dan
berkreasi dengan potensi yang dimiliki,
BAB II
·
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Komunikasi merupakan kebutuhan manusia yang sangat penting.
Komunikasi dibutuhkan untuk memperoleh atau memberi
informasi dari atau
kepada orang lain. Kebutuhan untuk mendapatkan informasi
semakin meningkat,
sehingga manusia membutuhkan alat komunikasi yang dapat
digunakan kapanpun
dan dimanapun mereka berada.
Salah satu sistem komunikasi yang merupakan andalan bagi
terselenggaranya integrasi sistem telekomunikasi secara
global adalah sistem
komunikasi nirkabel (wireless) dimana propagasi gelombang
elektromagnetik
(microwave) sebagai media transmisinya. Semakin bertambahnya
popularitas
sistem nirkabel, pengembangan antena untuk sistem ini
menjadi lebih penting.
Antena dianggap sebagai tulang punggung sistem nirkabel.
(Young, 2003)
Antena sangatlah penting sebagai perangkat penyesuai
(matching device)
antara sistem pemancar dengan udara bila antena berfungsi
sebagai media radiasi
gelombang radio dan sebagai perangkat penyesuai dari udara
ke sistem penerima.
Definisi antena menurut IEEE Standart Definition of Term for
Antennas
(IEEE Std 145 -1983) adalah suatu alat untuk meradiasikan
atau menerima
gelombang radio. Selain sebagai alat untuk mengirim atau
menerima energi,
antena juga digunakan untuk mengoptimalkan energi radiasi
pada arah tertentu
dan menekan pada arah yang lain. Hal ini kemudian
menyebabkan antena
memiliki berbagai bentuk dan desain yang bemacam-macam untuk
memenuhi
kebutuhan ini. Bentuk dan desain antena yang diharapkan
adalah antena yang
mempunyai gain yang tinggi, efisiensi tinggi, bandwidth yang
lebar bobot yang
ringan dan biaya yang murah.
Penyesuaian kebutuhan kondisi di lapangan dalam bentuk arah
omni atau
point to point sangat ditentukan oleh model struktur antena.
Arah omni yaitu
radiasi power output antena radial ke segala arah sama kuat.
Sedangkan point to
point adalah pancaran satu titik ke titik lain dalam
jangkauan jarak yang lebih jauh
dari arah omni. Ini terjadi karena pemusatan power output
oleh struktur antena
kedalam satu arah saja.
Berbagai bentuk desain antena telah banyak diteliti secara
eksperimental
dan teori di laboratorium Optoelektronika jurusan Fisika
antara lain: Analisa
Respon Frekuensi Antena Mikrostrip CPW dengan Simulasi FDTD
(Indraswari,
D., dkk 2002), Analisa Karakteristik Antena CPW Slot dan
Patch dengan FDTD
(Sujarwati, N., dkk, 2002), Karakterisasi Filter Mikrostrip
Low Pass dengan
Metode FDTD dan Eksperimen (Rohmah, M.F, 2005), Pembuatan
Filter
Mikrostrip Band Pass 2,4 Ghz dengan Struktur Satu Lapis
(Sugiono, Pramono,
Y.H, 2006), dan Analisis Gelombang Elektromagnetik pada
Antena Mikrostrip
Dipole ½ .dengan Meode FDTD (Riduwan, M., 2008).
Salah satu antena point to point yang akan difabrikasi dan
dikarakterisasi
adalah antena panel 10 larik mikrostrip double bi-quad
dengan feeding CPW.
Proses fabrikasi dengan memakai teknik yang sederhana namun
tetap
mengindahkan teori matching impedansi 50 ohm menyesuaikan
impedansi kabel
dan karakter yang ada dipasaran. Perancangan dengan
menggunakan panjang sisisisi
bi-quad sebesar ¼ . diharapkan memenuhi kondisi matching.
Setelah proses fabrikasi selesai antena panel 10 larik
mikrostrip double biquad
akan dikarakterisasi yang meliputi S11, VSWR dan pola
radiasi. S11 sangat
erat kaitannya dengan jumlah daya yang dipancarkan dan
dipantulkan kembali
pada kabel input. Secara lebih detail bagaimana struktur
antena panel 10 larik
mikrostrip double bi-quad yang akan diteliti frekuensi kerja
dan karakterisasinya
BAB III
·
Penjelasan
materi sejarah perkembangan
Perkembangan teknologi komunikasi antena
Dari Wikipedia bahasa Indonesia,
ensiklopedia bebas
Di era informasi , yang ditandai dengan
penyebaran berita yang sangat cepat, dan berita yang bisa diakses kapan dan
dari mana saja, pengiriman data secara nirkabel ( wireless,
tanpa kabel ) menjadi tulang punggung penyebaran informasi tersebut. Dengan
komunikasi nirkabel, tidak diperlukan lagi kabel yang menghubungkan sumber
berita dengan pemakai berita, sehingga hubungan komunikasi ini menjadi lebih
fleksibel dan menunjang mobilitas dari pengguna. Di samping elektronika
telekomunikasi, seperti modulator, osilator, dan lain – lain. Pada system
komunikasi nirkabel diperlukan komponen yang bernama antena. Secara definisi,
antena pada sebuah pemancar berfungsi sebagai pengubah gelombang yang tertuntun
di rangkaian elektronika menjadi gelombang yang merambat bebas di udara, dan
sebaliknya pada sebuah penerima. Tugas bagi perancang antena adalah membuat
transisi ini se-efisien mungkin, yaitu gelombang dari pemancar yang di hasilkan
oleh komponen – komponen elektronika ini harus diubah semaksimal mungkin
menjadi gelombang bebas. Gelombang yang dipancarkan melalui antena ini akan di
distribusikan ke udara dengan suatu pola tertentu, misalnya ke semua arah, atau
hanya ke suatu arah tertentu saja. Pemilihan pola pancar ini tergantung dari
aplikasi antena masing – masing.
Peristiwa
Heinrich Rudolf Hertz (22 Februari 1857 - 1 Januari 1894)
adalah fisikawan Jerman yang menemukan pengiriman energi listrik dari 2 titik
(point) tanpa kabel (nirkabel). Penemuannya yang paling mutakhir adalah
electric charge jump. Dia juga adalah orang yang berjasa membuktikan teori Elektromagnetisme yang ditemukan
oleh Maxwell itu benar - benar ada. Dia juga adalah orang yang membuat
gelombang radio dan berhasil
memancarkannya. Heinrich Rudolf Hertz adalah orang yang menciptakan alat
pemancar (transmitter), dan penerima sinyal (reciever). Dan Heinrich Rudolf Hertzlah orang yang menciptakan antena.
Pola - pola radiasi antena
Pola radiasi
antena merupakan sebuah gambar grafik yang melambangkan perangkat tradisi
antena sebagai sebuah fungsi posisi pada koordinat spheris (koordinat boal).
Jenis – jenis umum pola radiasi antena berupa pola daya yang menggambarkan
normalisasi daya terhadap posisi koordinat spheris.
- Jenis –
jenis medan antena
Medan Reaktif yang merupakan bagian
karakteristik medan antena akibat gelombang berdiri yang melambangkan energi
yang tersimpan.
Medan Radiasi yang merupakan bagian
karakteristik medan antena akibat radiasi gelombang (propagasi) yang
melambangkan energi di pancarkan oleh antena.
- Daerah –
daerah medan antena
Daerah medan dekat reaktif yang
merupakan daerah yang berada disekitar antena dimana medan reaktif sangat
dominan (energi tersimpan – gelombang berdiri)
Daerah medan dekat Fresnel yang
merupakan daerah antara medan dekat reaktif dan medan jauh dimana radiasi medan
sangat dominan dan distribusi medan tergantung jarak dari antena.
Daerah medan jauh fraunhofer merupakan
daerah paling jauh dari antena dimana distribusi medan secara esensial berdiri
sendiri dari jarak antena sumber (propagasi gelombang).
JENIS-JENIS
ANTENA (OMNI, PARABOLIK, GRID, SEKTORAL)
Apakah Antena itu? Secara sederhana,
antena adalah alat untuk mengirim dan menerima gelombang elektromagnetik,
bergantung kepada pemakaian dan penggunaan frekuensinya, antena bisa berwujud
berbagai bentuk, mulai dari seutas kabel, dipole, ataupun yagi, dsb. Antena
adalah alat pasif tanpa catu daya(power), yang tidak bisa meningkatkan kekuatan
sinyal radio, dia seperti reflektor pada lampu senter, membantu mengkonsentrasi
dan memfokuskan sinyal.
Kekuatan dalam mengkonsentrasi dan memfokuskan sinyal radio, satuan ukurnya
adalah dB. Jadi ketika dB bertambah, maka jangkauan jarak yang bisa ditempuhpun
bertambah. Jenis antena yang akan dipasang harus sesuai dengan sistem yang akan
kita bangun, juga disesuaikan dengan kebutuhan penyebaran sinyalnya. Secara
umum ada dua jenis antena yaitu :
1. Directional
2. Omni Directional
Fungsi
Fungsi antena adalah untuk mengubah sinyal listrik menjadi sinyal
elektromagnetik, lalu meradiasikannya (Pelepasan energy elektromagnetik ke
udara / ruang bebas). Dan sebaliknya, antena juga dapat berfungsi untuk
menerima sinyal elektromagnetik (Penerima energy elektromagnetik dari ruang
bebas ) dan mengubahnya menjadi sinyal listrik. Pada radar atau sistem
komunikasi satelit, sering dijumpai sebuah antena yang melakukan kedua fungsi
(peradiasi dan penerima) sekaligus. Namun, pada sebuah teleskop radio, antena
hanya menjalankan fungsi penerima saja.
Karakter antena
Ada beberapa karakter penting antena yang perlu dipertimbangkan dalam memilih
jenis antena untuk suatu aplikasi (termasuk untuk digunakan pada sebuah
teleskop radio), yaitu pola radiasi, directivity, gain, dan polarisasi.
Karakter-karakter ini umumnya sama pada sebuah antena, baik ketika antena tersebut
menjadi peradiasi atau menjadi penerima, untuk suatu frekuensi, polarisasi, dan
bidang irisan tertentu. Misalnya, David Welkinson (0806322514) ingin membeli
antena maka untuk mendapatkan antena yang sesuai dengan fungsi yang dinginkan,
ia harus memimilih antena dengan karakter yang sesuai dengan fungsi yang dia
inginkan.
• Pola radiasi
Pola radiasi antena adalah plot 3-dimensi distribusi sinyal yang dipancarkan
oleh sebuah antena, atau plot 3-dimensi tingkat penerimaan sinyal yang diterima
oleh sebuah antena. Pola radiasiantena dibentuk oleh dua buah pola radiasi
berdasar bidang irisan, yaitu pola radiasi pada bidang irisan arah elevasi
(pola elevasi) dan pola radiasi pada bidang irisan arah azimuth (pola azimuth).
Kedua pola di atas akan membentuk pola 3-dimensi. Pola radiasi 3-dimensi inilah
yang umum disebut sebagai pola radiasi antena dipol. Sebuah antena yang
meradiasikan sinyalnya sama besar ke segala arah disebut sebagai antena
isotropis. Antena seperti ini akan memiliki pola radiasi berbentuk bola Namun,
jika sebuah antena memiliki arah tertentu, di mana pada arah tersebut
distribusi sinyalnya lebih besar dibandingkan pada arah lain, maka antena ini
akan memiliki directivity Semakin spesifik arah distribusi sinyal oleh sebuah
antena, maka directivity antena tersebut.
Antena dipol termasuk non-directive antenna. Dengan karakter seperti ini,
antena dipol banyak dimanfaatkan untuk sistem komunikasi dengan wilayah cakupan
yang luas. Pada astronomi radio, antena dipol digunakan pada teleskop radio
untuk melakukan pengamatan pada rentang High Frekuensi (HF). Bentuk data yang
dapat diperoleh adalah variabilitas intensitas sinyal yang dipancarkan oleh
sebuah objek astronomi. Namun, karena antena dipol tidak memiliki directivity
pada arah tertentu, teleskop radio elemen tunggal yang menggunakan antena jenis
ini tidak dapat digunakan untuk melakukan pencitraan.
• Gain
Gain (directive gain) adalah karakter antena yang terkait dengan kemampuan
antena mengarahkan radiasi sinyalnya, atau penerimaan sinyal dari arah
tertentu. Gain bukanlah kuantitas yang dapat diukur dalam satuan fisis pada
umumnya seperti watt, ohm, atau lainnya, melainkan suatu bentuk perbandingan.
Oleh karena itu, satuan yang digunakan untuk gain adalah desibel.
• Polarisasi
Polarisasi didefinisikan sebagai arah rambat dari medan listrik. Antena dipol
memiliki polarisasi linear vertikal . Mengenali polarisasi antena amat berguna
dalam sistem komunikasi, khususnya untuk mendapatkan efisiensi maksimum pada
transmisi sinyal. Pada astronomi radio, tujuan mengenali polarisasi sinyal yang
dipancarkan oleh sebuah objek astronomi adalah untuk mempelajari medan magnetik
dari objek tersebut.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pola radiasi, yang pertama
adalah Half-power Beamwidth (HPBW), atau yang biasa dikenal sebagai beanwidth
suatu antena. Dalam astronomi radio, beamwidth adalah resolusi spasial dari
sebuah teleskop radio, yaitu diameter sudut minimun dari dua buah titik yang
mampu dipisahkan oleh teleskop radio tersebut. Secara teori, beamwidth untuk
antena yang berbentuk parabola dapat ditentukan.
Antena Directional
Antena jenis ini merupakan jenis antena dengan narrow beamwidth, yaitu punya
sudut pemancaran yang kecil dengan daya lebih terarah, jaraknya jauh dan tidak
bisa menjangkau area yang luas, antena directional mengirim dan menerima sinyal
radio hanya pada satu arah, umumnya pada fokus yang sangat sempit, dan biasanya
digunakan untuk koneksi point to point, atau multiple point, macam antena
direktional seperti antena grid, dish “parabolic”, yagi, dan antena sectoral.
Antena Omni-Directional
Antena ini mempunyai sudut pancaran yang besar (wide beamwidth) yaitu 3600;
dengan daya lebih meluas, jarak yang lebih pendek tetapi dapat melayani area
yang luas Omni antena tidak dianjurkan pemakaian-nya, karena sifatnya yang
terlalu luas se-hingga ada kemungkinan mengumpulkan sinyal lain yang akan
menyebabkan inter-ferensi. antena omnidirectional mengirim atau menerima sinyal
radio dari semua arah secara sama, biasanya digunakan untuk koneksi multiple
point atau hotspot.
Type Antena
1. Antena Omnidirectional
1.jpg
Sebuah antena Omnidirectional adalah antena daya sistem yang memancar secara
seragam dalam satu pesawat dengan bentuk pola arahan dalam bidang tegak lurus.
This pattern is often described as “donut shaped”. Pola ini sering digambarkan
sebagai “donat berbentuk”. Omnidirectional antenna can be used to link multiple
directional antenna in outdoor point-to-multipoint communication systems
including cellular phone connections and TV broadcasts. Antena Omnidirectional
dapat digunakan untuk menghubungkan beberapa antena directional di outdoor
point-to-multipoint komunikasi systems termasuk sambungan telepon selular dan
siaran TV.
Antena omni mempunyai sifat umum radiasi atau pancaran sinyal 360-derajat yang
tegak lurus ke atas. Omnidirectional antena secara normal mempunyai gain
sekitar 3-12 dBi. Yang digunakan untuk hubungan Point-To-Multi-Point ( P2Mp)
atau stu titik ke banyak titik di sekitar daerah pancaran. Yang baik bekerja dari
jarak 1-5 km, akan menguntungkan jika client atau penerima menggunalan
directional antenna atau antenna yang ter arah.Yang ditunjukkan di bawah adalah
pola pancaran khas RFDG 140 omnidirectional antena. Radiasi yang horisontal
dengan pancaran 360-derjat. Radiasi yang horisontal pada dasarnya E-Field.yang
berbeda dengan, polarisasi yang vertikal adalah sangat membatasi potongan
sinyal yang di pancarkan. Antena ini akan melayani atau hanya memberi pancaran
sinyal pada sekelilingnya atau 360 derjat, sedamgkan pada bagian atas antena
tidak memiliki sinyal radiasi.
Pola radiasi dari antenna Omni
2. Antena Grid
Antena ini merupakan salah satu antena wifi yang populer. Sudut pola pancaran
antena ini lebih fokus pada titik tertentu sesuai pemasangannya.
3. Antena Parabolik
– Dipakai untuk jarak menengah atau jarak jauh
– Gain-nya bisa antar
Kelebihan antenna parabola
Dapat digunakan untuk menerima 3 satellite sekaligus tanpa harus menggerakkan
antenna.
Dapat menampilkan gambar dari semua TV dari satelit yang ditangkap dalam
sekejap.
Kondisi permanent sehingga tidak gampang goyah terhadap posisi.
Signal quality dapat maksimum
Kekurangan antenna parabola
Tidak dapat digunakan menangkap satelit lebih dari 5
Membutuhkan lebih banyak LNBF
Channel yang diterima lebih sedikit
4. Antena Sectoral
Antena Sectoral hampir mirip dengan antena omnidirectional. Yang juga digunakan
untuk Access Point to serve a Point-to-Multi-Point (P2MP) links. Beberapa
antenna sectoral dibuat tegak lurus , dan ada juga yang horizontal.
Antena sectoral mempunyai gain jauh lebih tinggi dibanding omnidirectional
antena di sekitar 10-19 dBi. Yang bekerja pada jarak atau area 6-8 km. Sudut
pancaran antenna ini adalah 45-180 derajat dan tingkat ketinggian pemasangannya
harus diperhatikan agar tidak terdapat kerugian dalam penangkapan sinya
Pola pancaran yang horisontal kebanyakan memancar ke arah mana antenna ini di
arahkan sesuai dengan jangkauan dari derajat pancarannya, sedangkan pada bagian
belakang antenna tidak memiliki sinyal pancaran.
Antenna sectoral ini jika di pasang lebih tinggi akan menguntungkan penerimaan
yang baik pada suatu sector atau wilayah pancaran yang telah di tentukan.
ANTENA DIRECTIONAL
Sebuah antena adalah bagian vital dari suatu pemancar atau
penerima yang berfungsi untuk menyalurkan sinyal radio ke udara.Bentuk antena
bermacam macam sesuai dengan desain,pola penyebaran dan frekuensi dan gain.
Panjang antenna secara efektif adalah panjang gelombang frekuensi radio yang
dipancarkannya.Antenna setengah gelombang adalah sangat poluler karena mudah
dibuat dan mampu memancarkan gelombang radio Antenna Directional adalah
antenna yang pola radiasi pancarannya terarah sehingga efektifitas pancaran
radio hanya ke satu arah sajaecara efektif.
Sebuah antena directional atau
berkas adalah sebuah antena yang meradiasikan kekuatan yang lebih besar dalam
satu atau lebih petunjuk yang memungkinkan untuk meningkatkan performa pada
mengirim dan menerima dan mengurangi campur tangan dari sumber-sumber yang
tidak diinginkan.
Directional antena seperti antena yagi menyediakan peningkatan kinerja antena
dipol ketika konsentrasi yang lebih besar radiasi dalam arah tertentu yang
diinginkan.
Semua antena praktis setidaknya
agak terarah, walaupun biasanya hanya arah di pesawat sejajar dengan bumi
dianggap, dan praktis dapat dengan mudah antena Omnidirectional dalam satu
pesawat.
Jenis yang paling umum adalah antena
Yagi, dengan log-periodik antena, dan sudut reflektor, yang sering digabungkan
dan dijual sebagai hunian komersial antena TV. Seluler repeater sering
memanfaatkan arah antena eksternal untuk memberikan sinyal yang jauh lebih
besar daripada yang dapat diperoleh pada standar ponsel.
Untuk panjang dan menengah panjang gelombang frekuensi, menara array digunakan
dalam kebanyakan kasus sebagai antena directional.
contoh antena yagi:
☺ ANTENA
OMNI DIRECTIONAL
Antena Omni
directional dapat memancarkan gelombang ke segala arah.Yang termasuk. Contoh
antena omnidirectional adalah antena model groundplane.
antena
ground plane
Dheelha’s Weblog
antenna Omnidirectional dapat memancarkan gelombang ke segala arah.Yang
termasuk Antenna Directional adalah antena model Yagi seperti kebanyakan yang
dipakai sebagai antena penerima siaran TV.Contoh antena omnidirectional adalah
antena model groundplane.
1/4 Lambda antena 2.4Ghz WIFI….
ini adalah antena termudah yg bisa dibuat dengan penguatan sekitar 3-4 dBi
tergantung tuning dan nilai2 element yg ada.antenna ini dibuat dr kawat copper
(tembaga) atau brass (kuningan) dan mempunyai sudut elevasi reflektor 30* dan
mempunyai arah pancaran ke segala arah “omnidirectional” kira2 gambarnya
seperti ini…
Part List
-satu konektor tipe N female dgn 4 lobang sekitar,direkomendasikan mempunyai
teflon insulasi diantara outer dan inner konektor.
-20 cm tembaga atau kuningan berbentuk batang dgn diameter 2mm
Konstruksi:
- dengan tang potong kawat yg dipakai menjadi 5 bagian
masing2 4 cm panjangnya.
- dgn kikir sedang (permukaan kikir) ratakan ke 4 bagian
yg berlubang pd konektor N tsb sehingga memudahkan kita menyolder bagian
reflektor.
- dengan solder high power (yg mempunyai panas 80 watt
minimal) solder ke empat batang kawat yg mau dipake di ke 4 sisi konektor
tsb,hati2! panas yg cukup tinggi bisa melelehkan insulasi teflon yg ada di
antara titik tengah konektor.(bagian yg berwarna putih susu).
- tekuk 0.5 cm pd ujung kawat (4 buah yg ditekuk) dgn
sudut 90 derajat,hati2 dengan konstruksi yg sedikit rumit ini.
sesudah terpasang di keempat sisi konektor N,mk anda bisa solder bagian “hot
wire” yg berfungsi sbg antena yg sesungguhnya dgn hati2 dan tentu saja rapi
bukan..?
kemudian rapikan jg ujung bagian bawah yg ada di bagian konektor N
kemudian dengan sebuah teknik “jembatan keledai” kita gambar sudut 30 derajat
dan tempel pd dinding utk mengukur ketepatan sudut antena yg kita buat…
kemudian potong dgn tepat 3.05 cm radial (reflektor= yg tertempel pd ke empat
sudut konektor N) dan central wire (yg tersolder di tengah konektor) ini perlu
kehati2an dan ketepatan tinggi sebab kita akan bekerja pd freq yg amat tinggi!
mk semakin tinggi suatu freq,akan semakin kritis pula nilai2 yg ada pd
pembuatan antena tsb…
TIPS:
pembuatan ini di alokasikan pd
channel 6 (2.44 Ghz) atau tepat pd titik tengah pd freq channel yg ada (13
channel).saran terbaik adl jangan memotong dulu bagian tengah sepanjang 3.0
cm,tp biarkan sepanjang apa adanya dan kurangi tiap 0.1 cm dan ukur besaran
signal dgn memaki software semacam Netstumbler.ini disebut “tuning and
matching” jd kepanjangan yg dikehendaki hendaklah fixed dgn channel AP or wlan
yg akan anda tuju.anda bisa melihat tuning by cutting ini sukses bila besaran
signal akan membesar pd titik potong yg dikehendaki.
semakin pendek panjang iner wire semakin tinggi channel yg bisa diakses (dlm
hal optimum signal receive maupun transmit) dan semakin rendah chanel yg
dipakai semakin panjang pula iner wire….
perhitungan omni:
I. Omni Directional Antenna
a. Rubber Ducky Antenna
Banyak ditemukan diperalatan 2.4GHz
802.11 wireless network, seperti access point dan router wireless.
Penambahan gain rata-rata untuk antenna seperti ini sekitar 2-2.2dbi
(www.martybugs.net)
Salah satu cara untuk menambahkan kekuatan daya dari wireless omni directional
antenna / rubber ducky antenna ini adalah dengan menambahkan semacam parabola
tepat di belakang antena, sehingga antena yang tadinya menyebar luas dapat
diarahkan ke dalam salah satu area tertentu. Gain yang didapat sekitar 10 to 12
dB.
b. 360 Degree Omni
Gain yang didapat adalah 5-6 dbi.
BAB IV
·
PENUTUP
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada
hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman sudi memberikan kritik dan
saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan
penulisan makalah di kesempatan – kesempatan berikutnya.
Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang
budiman pada umumnya.
· KESIMPULAN
Bahwa kesimpulan yang
kami dapat adalah: antenna omni berguna untuk mengirim dan menerima gelombang
elektromagnetik, bergantung kepada pemakaian dan penggunaan frekuensinya
· SARAN-SARAN
Alhamdulillah, walaupun harus dengan susah payah dan
pengorbanan yang cukup banyak, berkat taufik dan hidayah ALLAH SWT. Saya
dapat menyelesaikan penulisan makalah ini, saya yakin dalam rangkuman makalah
ini masih banyak kekurangan maka dari itu saya mengharapkan masukan-masukan
dari pembaca demi perbaikan dalam pembuatan makalah selanjutnya.
Mengingat penyusunan makalah ini, saya harap
pembaca mau memberikan saran dan kritikan dari makalah yang kami buat.
Kepada para pembaca dan teman-teman
yang telah membantu saya, saya ucapkan banyak terimakasih.
Jazzakumullahu ansanal jazaa
Mudah-mudahan makalah ini memberikan
manfaat bagi kita semua amiiiin…..
Dafar pustaka